Sejarah Kota Padalarang, Asal Usul Hingga Perkembangannya Kini– Kota Padalarang merupakan salah satu dari wilayah di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Letaknya hanya sekitar 7 kilometer dari pusat kota Bandung Barat, dengan pusat pemerintahan yang berlokasi di Desa Jayamekar.
Secara definitif tercatat sebagai daerah tingkat II, mengikuti Kabupaten Bandung wilayah Barat yang berstatus sama. Keputusan tersebut juga sudah sesuai dengan UU No 12 Tahun 2007, tentang Pembentukan Kabupaten Bandung wilayah Barat di Prov Jabar.
Padalarang sendiri berbatasan langsung dengan Kota Purwakarta, tepatnya Sagalaherang, Cisalak, dan Kota Cimahi. Wilayahnya merupakan dataran terendah pada 125 m dpl yang terbilang subur. Perkembangan kota ini terlihat secara signifikan tanpa melepaskan sejumlah identitas masa lalunya.
Sejarah Awal Kota Padalarang Berkaitan dengan Dipati Ukur
Berdasarkan sumber dari masyarakat setempat, sejarah nama Padalarang memiliki keterkaitan erat dengan Dipati Ukur. Kala itu Dipati Ukur sedang melakukan pelarian dari tentara Belanda bersama pasukannya. Mereka memasuki wilayah Desa Jaya Mekar dan melakukan permusyawaratan di sana.
Sayangnya selama dilakukan perundingan, terdapat sejumlah pasukan yang melawan perintah Dipati Ukur. Hingga menyebabkan jatuhnya perintah hukuman gantung, peristiwa ini menyebabkan munculnya nama Kampung Gantungan. Sementara persenjataan yang dimiliki para pasukan pembangkang Dipati Ukur dikuburkan. Tujuannya agar tentara Belanda tidak dapat menemukan jejak keberadaan mereka kala itu.
Daerah Cipadangmanah dipilih sebagai lokasi menguburkan senjata-senjata berupa keris, tombak, dan pedang. Hal ini pula menjadi cikal bakal tercetusnya kata Padang Larang yang kemudian berganti menjadi Padalarang. Lokasi Kampung Gantungan tidaklah jauh dari pusat pemerintahan Padalarang, Desa Jaya Mekar.
Kota Padalarang terbagi atas 10 desa, yaitu Kertamulya, Cimerang, Cimerang, Campakamekar, Tagogapu, Ciburuy, Kertajaya, Cipeundeuy, Jaya Mekar, dan Laksana Mekar. Pada Kecamatan Padalarang terdapat pabrik lawas yang mengawali perkembangan kertas di Indonesia, bernama NV.Papier Fabriek.
NV.Papier Fabriek telah beroperasi sejak tahun 1922 di bawah kepemimpinan Ir.CWJ Hoyer. Sebagai cabang pertama NV Papier Fabriek Nijmegen di Belanda. Kemudian selang 13 tahun pabrik kertas yang sama membuka cabangnya di Leces, Probolinggo, Jawa Timur.
Kini pabrik tersebut merupakan tempat produksi kertas spesial dengan pengamanan khusus. Speciality paper adalah kertas dengan tanda air yang bisa kita terawang. Umumnya akan dipergunakan untuk membuat akta negara, ijazah, dan dokumen penting lainnya.
Wilayah yang Kaya Bangunan Bersejarah
Kota Padalarang disebut wilayah yang layak dijadikan sebagai kota tuanya Bandung Barat. Pemikiran ini tercetus lantaran cukup banyak bangunan tua peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh. Bukan sembarang bangunan saksi sejarah melainkan jejak peninggalan Hindia Belanda.
Warisan bangunan bersejarah berhasil pihak Indonesia Hidden Heritage atau IHH temukan. IHH pula yang menjadi pencetus ide awal, menjadikan Padalarang sebagai salah satu destinasi kota tua Bandung di wilayah Barat. Setidaknya ditemukan empat heritage building dengan peranan penting bagi kehidupan masyarakat di masa lalu. Salah satunya sudah dijelaskan yaitu pabrik kertas, kemudian disusul stasiun tua yang beroperasi sejak 1884, kawedanan yang difungsikan sebagai Kantor DPRD KBB, dan komplek perumahan pejabat pabrik kertas di Gedong Lima.
Upaya merealisasikan rencana Kota Tua di Padalarang, tergolong dalam usaha menaikan potensi ekonomi. Sejauh ini Goa Pawon telah lebih dulu dimulai sebagai pengembangan proyek wisata prehistoric. Disparbud pun dengan serius mengajak Institut Teknologi Nasional, dalam melakukan kajian arsitektur bangunan tua yang disebutkan.
Hasil kajian itu direncanakan akan menjadi acuan untuk merealisasikan proyek Kota Tua. Bahkan Disparbud mengemasnya sebagai program kampus, dimana mahasiswa program arsitektur Itenas menggunakan pengetahuannya untuk kepentingan masyarakat luas. Program Kota Tua bertujuan melindungi kondisi cagar bangunan agar tidak tergerus modernisasi.
Perlindungan atas kelangsungan eksistensi bangunan tua di wilayah Padalarang. Merujuk pada masifnya pertumbuhan pembangunan kota baru yang modern. Dengan begitu keseimbangan antara modernisasi perekonomian dengan sejarah masa lalu mampu berjalan seiring.
Pemerintah daerah beranggapan jika sesuatu yang berpotensi menaikkan perekonomian masyarakat. Seharusnya tidak dilepaskan begitu saja, mengingat Jakarta dan Semarang juga sukses memperoleh pendapatan dari The Heritage City.
Memiliki Masjid dengan Bangunan Terbaik Sedunia
Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam, yang berfungsi sebagai tempat sujud, berdoa, sembahyang, dan kegiatan ibadah lainnya. Ada hal istimewa di Padalarang, lantaran Masjid Al Irsyad Satya terletak di sana. Masjid tersebut berhasil meraih penghargaan sebagai The Best World Building pada tahun 2011.
Penghargaan bangunan terbaik yang diarahkan kepada Masjid Al Irsyad untuk kategori bangunan religi. Versi Archdaily and Green Leadership Award dengan penyelenggara BCI Asia pada tahun 2011. Sontak bukan hanya masyarakat setempat yang kerap beribadah khusus di bangunan megah tersebut. Melainkan datang pula dari sejumlah jemaah dari wilayah seperti Kota Bandung, Cimahi, Purwakarta, Garut, Subang, Jakarta, dan masih banyak lagi.
Pembangunan Masjid Al Irsyad terletak di Kota Baru Padalarang, tepatnya pada 7 September 2009, jika dalam kalender Islam waktu itu adalah 17 Ramadhan 1430 H. Lama waktu pengerjaan hanya satu tahun untuk merampungkannya. Lantaran Agustus 2010, masjid diresmikan dan terbuka bagi jemaah yang hendak beribadah.
Bangunan Masjid berdiri megah di atas areal dengan luas 1 hektar, serta terintegrasi langsung dengan Al Irsyad Satya Islamic School. Sekolah merupakan afiliasi dengan Madrasah Al Irsyad Al Islamiyah bertaraf Internasional.
Kemegahan rumah ibadat Al Irsyad sejatinya hasil buah pemikiran Ridwan Kamil. Kala itu beliau masih menjabat sebagai Walikota Bandung. Bangunan terinspirasi dari bentuk Kabah di Mekah yang berbentuk kubus, mampu menampung hingga 1500 jemaah sekaligus. Sedangkan Fasad Masjid dibuat dengan susunan concrete block berbentuk kaligrafi. Bila diperhatikan secara khusus maka dapat terbaca susunan kalimat As Syahadah.
Pembangunan Modernisasi Kota Padalarang Terkini
Kota Baru Padalarang memiliki desain berbeda dengan Kota Lama, selain itu modernisasi pembangunan juga diakui mempunyai ciri khas tersendiri. Proses pembangunan dimulai sejak sembilan belas tahun yang lalu. Mengusung konsep pertama sebagai kota satelit, dengan harapan bisa menjadi kota pendidikan bagi masyarakat Jawa Barat.
Demi mewujudkan rencana modernisasi tersebut, kota baru lantas dilengkapi dengan sejumlah fasilitas memadai. Tujuannya agar masyarakat dapat pindah dan tinggal tanpa mengalami kesulitan memenuhi kebutuhannya. Fasilitas umum yang tersedia seperti taman, pusat perkantoran, hotel, mall, destinasi wisata, sekolah, dan banyak lagi.
Bahkan berdasarkan sektor wisata Padalarang, daya tarik utama yang mendatangkan pengunjung dari sejumlah kota layaknya Bandung, Jakarta, Cianjur, Subang, Garut, dan Purwakarta. Yaitu wisata berbentuk cagar budaya tradisional Sunda. Dimana dari tempat tersebut kerap mengadakan kompetisi tingkat global.
Selain itu Puspa Iptek turut menjadi identitas baru Kota Padalarang, lewat kehadiran Sundial. Sundial alias jam matahari satu ini merupakan yang pertama dan terbesar sedunia. Ketinggian bangunan mencapai 20 meter dan berfungsi sebagai jam horizontal atau vertical. Jam matahari secara khusus diresmikan oleh Menristek. Puspa Iptek adalah pusat bagi peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bukan hal berlebihan menyebut Sundial adalah ciri khas kota yang baru, terbukti pada Mei 2002 Museum Rekor Indonesia mencatatnya sebagai jam matahari terbesar di Indonesia. Jam juga menunjukkan bulan dari Januari hingga Desember.
Modernisasi Kota Padalarang juga terfasilitasi berkat kehadiran kawasan komersial. Mulai dari menawarkan konsep alam eksotis yang terpadu dengan wisata kuliner. Membuat masyarakat bisa menikmati santapannya, sekaligus melihat etnik budaya tradisional dari alam terbuka.
Pembangunan Fasilitas Umum Semakin Lengkap
Masyarakat yang berdomisili di Kota Padalarang tidak lagi harus mengunjungi mall-mall di Bandung. Pasalnya pusat perbelanjaan yang tersedia kini, tidak kalah bagus dari Paris van Java Mall, Citywalk, Festival Citylink ataupun Miko Mall.
Demikian halnya pula dengan keinginan melihat karya seni seperti yang terpampang di Galeri Wayang Golek Cupumanik, atau NuArt Sculpture Park. Cobalah pergi ke pusat wisata budaya bernama Bale Seni Barli. Taman pun menjadi pertimbangan pembangunan fasilitas umum, semua dirancang secara tematik bahkan dapat menyamai keindahan Taman Begonia Lembang.
Sumber hiburan teater alias bioskop bagi masyarakat Kota Baru juga menyamai kecanggihan sejumlah kota besar. Amazing 4D Theatre diakui sebagai yang tercanggih sekota Bandung. Berminat mengunjunginya bisa mengambil akses jalan tol Purbaleunyi dan keluar dari tol Padalarang. Shuttle bus juga tersedia dengan rute terminal Leuwi Panjang. Demikianlah sejarah dan perkembangan kota Padalarang hingga hari ini.
Post a Comment